SUARDUNIA.ID 55 tahun yang lalu, sebuah superkomputer yang berakal membuat jutaan penonton bioskop ketakutan.
Patrick Paul Gelsinger, eksekutif dan insinyur bisnis Amerika yang saat ini menjabat sebagai CEO Intel mengatakan, kecerdasan buatan (AI) dalam kehidupan nyata jauh lebih penting.
“Kita harus memastikan kemajuan teknologi AI secara bertanggung jawab. Industri dan pemimpin global harus bekerja sama untuk membentuk masa depan teknologi kita. Sementara kemajuan sedang dalam pengembangan awal dengan bersatu untuk menciptakan kemungkinan baru yang menghasilkan yang terbaik dari diri manusia kita,” kata Gelsinger dilansir dari time.
AI, kata Gelsinger, telah menciptakan perubahan global dan memberi alat yang canggih. Ini memiliki potensi untuk memungkinkan masa depan yang bertanggung jawab, inklusif, dan berkelanjutan.
“Kami memanfaatkan kekuatan AI untuk mengatasi tantangan global yang kritis seperti pandemi, bencana alam, dan kesehatan masyarakat global. Dan kami sedang mengembangkan kemampuan dan solusi AI untuk memperkuat potensi manusia, meningkatkan inklusi, dan meningkatkan aksesibilitas bagi penyandang disabilitas,” jelasnya.
Ketika manusia mulai mengembangkan teknologi AI, sejak itu manusia terus berpacu antara hasil positif dan negatif.
Kami dapat memitigasi penggunaan AI yang berpotensi berbahaya sekaligus mengantisipasi hukum konsekuensi yang tidak terduga ketika teknologi menjadi masalah sekaligus solusi,” ujarnya.
Teknologi itu sendiri, lanjutnya, pada dasarnya netral. Tergantung bagaimana manusia membentuknya sebagai kekuatan untuk kebaikan. Industri teknologi harus menjadi panutan bagi perusahaan di semua industri yang membuat terobosan menggunakan sistem yang ditingkatkan dengan teknologi AI.
“Ketika dibangun dan digunakan secara bertanggung jawab, AI akan menciptakan kemakmuran dan memperkaya kehidupan,” demikian
Gelsinger.@